6 Tanda Hubungan Tidak Sehat

Sering merasa kesal pada pasangan karena dia tak pernah mendengarkan ucapan Anda, atau bahkan Anda berdua hanya melakukan hubungan untuk bersenang-senang? Hati-hati. Teliti lagi bagaimana hubungan Anda berdua selama ini. Enam hal berikut merupakan tanda hubungan tak sehat dan perlu dibenahi.

1. Tidak Bertumbuh Secara Rohani

Saat awal berkomitmen, semuanya tentu saja akan terasa baik-baik saja. Namun sejalan dengan waktu, setelah masuk dalam tahap pengenalan yang lebih lagi, salah satu pihak maupun kedua belah pihak menyadari kalau mereka tidak bertumbuh secara rohani. Hal ini harus diwaspadai. Segera cari tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi dalam hubungan Anda berdua yang menyebabkan kalian tak dapat lagi bebas menikmati hubungan pribadi bersama Tuhan. Yang pasti jangan pernah lepas dari komunitas rohani meskipun Anda telah memiliki pasangan.

2. Saling Tidak Peduli

Dia bersikeras berpendapat A sementara Anda bilang B pada saat sedang berbicara ataupun saling berargumentasi. Masing-masing tidak memperdulikan apa yang dikatakan pasangannya, bahkan mengalihkan pandangan dari pasangan. Boleh-boleh saja berbeda pendapat, tetapi sangatlah tidak etis bila salah satu dari Anda justru memandang ke arah lain pada saat pasangannya sedang berbicara.

3. Tidak Dapat Mengatasi Suasana Hening

Setiap orang yang pernah menjalin relationship pasti pernah mengalami suasana hening atau kehabisan bahan untuk dibicarakan. Sejauh hal ini tidak mengganggu berarti Anda telah mencapai tingkatan nyaman. Tetapi, bila Anda merasa tidak nyaman, salah tingkah, tidak betah dan sulit untuk menemukan bahan pembicaraan serta sebaliknya Anda justru sibuk dengan telepon genggam Anda, hal ini pertanda buruk. Soalnya, sikap demikian bisa saja karena Anda merasa salah tingkah atau yang paling parah karena Anda memang sengaja bersikap tidak sopan.

4. Tidak Berusaha Mengenal Lebih Jauh

Bila Anda ataupun pasangan tidak berusaha melewati waktu berduaan saja, tetapi justru sebaliknya selalu ingin melewati waktu bersama dengan teman-teman, hal ini menunjukkan tidak adanya keinginan untuk mengenal lebih jauh. Dengan menghabiskan waktu bersama teman-teman yang lain, tidak memungkinkan bagi Anda berdua untuk saling mengenal lebih jauh karakter masing-masing.

5. Saling Mengkritik Hal-hal Kecil

Biasanya, pada awal perkenalan, masing-masing pihak cenderung untuk memberikan kesan positif. Tetapi, bila dari awal Anda ataupun pasangan Anda sering memberikan kritikan, misalnya mengkritik potongan rambut atau model pakaian Anda, hal ini bukanlah merupakan cara yang baik. Kritikan, baik disadari maupun tidak, merupakan sikap yang merendahkan seseorang.

6. Hanya Untuk Bersenang-senang

Lebih baik jauhi seorang pasangan yang tidak perduli pada saat Anda mengalami kesulitan. Pada saat bersenang-senang, Anda tidak akan tahu karakter seseorang tetapi pada saat duka, karakter seseorang akan mudah dikenali. Pada saat Anda mengalami musibah dan memerlukan seseorang untuk berbagi rasa, Anda akan tahu apakah teman kencan Anda akan spontan berusaha membantu secara moril dan materiil atau tidak. Mampu melalui masa sulit bersama-sama jelas merupakan kualitas yang dibutuhkan untuk kelangsungan suatu hubungan yang baik dan sehat.

Berapa Berat Bobot Doa?

Louise Redden, seorang ibu kumuh dengan baju kumal, masuk ke dalam sebuah
supermarket.

Dengan sangat terbata-bata dan dengan bahasa yang sopan ia memohon agar
diperbolehkan mengutang.

Ia memberitahukan bahwa suaminya sedang sakit dan sudah seminggu tidak
bekerja.

Ia memiliki tujuh anak yang sangat membutuhkan makan.

John Longhouse, si pemilik supermarket,mengusir dia keluar.

Sambil terus menggambarkan situasi keluarganya, si ibu terus menceritakan
tentang keluarganya.

"Tolonglah, Pak, Saya janji akan segera membayar setelah aku punya uang."

John Longhouse tetap tidak mengabulkan permohonan tersebut.
"Anda tidak mempunyai kartu kredit, anda tidak mempunyai garansi,"
alasannya.

Di dekat counter pembayaran, ada seorang pelanggan lain, yang dari awal
mendengarkan percakapan tadi.

Dia mendekati keduanya dan berkata : "Saya akan bayar semua yang
diperlukan
Ibu ini."

Karena malu, si pemilik toko akhirnya mengatakan, "Tidak perlu,Pak.
Saya sendiri akan memberikannya dengan gratis.

Baiklah, apakah ibu membawa daftar belanja ?"
" Ya, Pak. Ini," katanya sambil menunjukkan sesobek kertas kumal."
Letakkanlah daftar belanja anda di dalam timbangan,

dan saya akan memberikan gratis belanjaan anda sesuai dengan berat
timbangan tersebut."

Dengan sangat ragu-ragu dan setengah putus asa, Louise menundukkan kepala
sebentar,

menuliskan sesuatu pada kertas kumal tersebut,
lalu dengan kepala tetap tertunduk, meletakkannya ke dalam timbangan.

Mata Si pemilik toko terbelalak melihat jarum timbangan bergerak cepat ke
bawah.

Ia menatap Pelanggan yang tadi menawarkan si ibu tadi sambil berucap
kecil,
"Aku tidak percaya pada yang aku lihat."
Si pelanggan baik hati itu hanya tersenyum.

Lalu, si ibu kumal tadi mengambil barang-barang yang diperlukan, dan
disaksikan oleh pelanggan baik hati tadi,

si Pemilik toko menaruh belanjaan tersebut pada sisi timbangan yang lain.
Jarum timbangan tidak kunjung berimbang, sehingga si ibu terus mengambil
barang-barang keperluannya

dan si pemilik toko terus menumpuknya pada timbangan, hingga tidak muat
lagi.

Si Pemilik toko merasa sangat jengkel dan tidak dapat berbuat apa-apa.

Karena tidak tahan, Si pemilik toko diam-diam mengambil sobekan kertas
daftar belanja si ibu kumal tadi.

Dan ia-pun terbelalak.

Di atas kertas kumal itu tertulis sebuah doa pendek :
" Tuhan, Engkau tahu apa yang hamba perlukan. Hamba menyerahkan segalanya
ke dalam tanganMu."

Si Pemilik Toko terdiam. Si Ibu, Louise, berterimakasih kepadanya,
dan meninggalkan toko dengan belanjaan gratisnya.

Si pelanggan baik hati bahkan memberikan selembar uang 50 dollar
kepadanya.

Si Pemilik Toko kemudian mencek dan menemukan bahwa timbangan yang dipakai
tersebut ternyata rusak.

Ternyata memang hanya Tuhan yang tahu bobot sebuah doa.

Kembalikan Tanganku Pa...

Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain di kota-kota besar
meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal
pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di
rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur.
Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang
dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai
tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari
marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru
ayahnya. Ya... karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak
jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan
kreativitasnya.

Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari
macet.
Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah
kiri mobil.
Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri,lukisan ayam, kucing dan
lain
sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari
oleh si pembantu rumah.
Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang
baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya.
Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, "Kerjaan
Siapa ini !!!" .... Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari
keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat
wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia
terus mengatakan ' Saya tidak tahu..tuan." "Kamu dirumah sepanjang hari,
apa saja yg kau lakukan?" hardik si isteri lagi.

Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari
kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata "DIta yg membuat gambar itu
ayahhh.. cantik ...kan!" katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja
seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang
ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali2 ke
telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa menagis
kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah
memukul pula belakang tangan anaknya.

Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas
dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs
berbuat apa... Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian
ganti tangan kiri anaknya.
Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut
menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.

Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil
luka2 dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil
menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga
menjerit-jerit menahan pedih saat luka2nya itu terkena air. Lalu si
pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak
itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah
tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. "Oleskan obat
saja!" jawab bapak si anak.

Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan
waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya.
Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu
juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah.
"Dita demam, Bu"...jawab pembantunyaringkas.
"Kasih minum panadol aja ," jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk
kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita
dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.

Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan
Dita terlalu panas. "Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah
siap" kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa
ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena
keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter
memanggil bapak dan ibu anak itu. "Tidak ada pilihan.." kata dokter
tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena
sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut..."Ini sudah bernanah, demi
menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke
bawah" kata dokter itu.
Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu.
Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.

Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata
isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani suratpersetujuan
pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan
habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua
tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya.
Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua
menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air
mata. "Ayah.. ibu... Dita tidak akan melakukannya lagi.... Dita tak mau
lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi... Dita sayang ayah..sayang ibu.",
katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya.
"Dita juga sayang Mbok Narti.." katanya memandang wajah
pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.

"Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan
mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti?...Bagaimana
Dita mau bermain nanti?... Dita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi, "
katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata
anaknya. Meraung2 dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada
manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak
cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum
mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf...

Tahun demi tahun kedua orang tua tsb menahan kepedihan dan kehancuran
bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan
wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi..., Namun...., si Anak
dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tsb tetap hidup tegar bahkan
sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya